detik news

detiknews.co

MUTIARA-MUTIARA ILAHIAH DI DALAM AL-QUR’AN. PANDANGAN GOLONGAN HANAFIYAH DAN HANABILAH TENTANG KEDUDUKAN BASMALAH

MUTIARA-MUTIARA ILAHIAH DI DALAM AL-QUR’AN
PANDANGAN GOLONGAN HANAFIYAH DAN HANABILAH TENTANG KEDUDUKAN BASMALAH
Ahmad Thib Raya
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta-Matraman Dalam, Selasa, 28 Maret 2022
Golongan Hanafiyah berpendapat bahwa basmalah dalam setiap awal surat adalah ayat dari Al-Qur’an yang diturunkan untuk memisahkan surat-surat Al-Qur’an, sedangkan basmalah di dalam surat al-Fatihah bukanlah ayat. Hadis-hadis yang menunjukkan tidak dibacanya basmalah secara jahr bersama Al-Fatihah di dalam salat menunjukkan bahwa basmalah bukanlah ayat dari Al-Fatihah, tetapi mereka menyatakan bahwa basmalah adalah ayat dari Al-Qur’an.
Di antara hadis yang mendukung pendapat mereka adalah beberapa hadis yang diriwayatkan dari sahabat Rasulullah, di antaranya hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud. Para sahabat menyatakan: “Kami tidak dapat mengenal akhir suatu surat sehingga turunlah “بسم الله الرحمن الرحيم.”
Hadis dari Ibn Abbas juga menyatakan: “Rasulullah tidak dapat membedakan pemisahan suatu surah sehingga turun kepadanya “بسم الله الرحمن الرحيم.”
Imam Abu Bakar ar-Razy yang sangat terkenal dengan nama al-Jashshash, penulis kitab Tafsir Ayat-ayat Hukum di dalam Al-Qur’an mengungkapan bahwa persoalan ini juga diperdebatkan oleh para qurra’ (pembaca) Al-Qur’an dari Kufah dan Bashrah. Para qurra’ Basrah menyatakan bahwqa basmalah adalah ayat dari al-Fatihah, sedangkan para qurra’ Basrah menyatakan bahwa Basmalah bukan ayat dari surat al-Fatihah.
Saya belum menemukan pandang golongan Hanabilah secara khusus tentang status basmalah, apakah di ayat dari al-Fatihah atau tidak. Saya hanya menemukan pandangannya yang menyatakan bahwa hukum membaca basmalah adalah sirr (tidak keras), tidak disunnatkan membaca jahr (keras). Dari pandangani dapat kita pahami bahwa golopngan Hanabilah berpandangan bahwa Basmalah di dalam al-Fatihah bukanlah satu ayat dari al-Fatihah.
Dari pandangan-pandangan ulama di atas dapat disimpulkan bahwa mereka semua sepakat menyatakan bahwa Basmalah yang terdapat di dalam Al-Qur’an adalah bagian dari Al-Qur’an dan basmalah adalah pemisah antara satu surah dengan surah yang lain. Mereka berbeda pendapat tentang basmalah yang terdapat di dalam al-Fatihah, apakah dia ayat atau bukan ayat dari al-Fatihah. Sebahagian mereka menyatakan bahwa basalah di dalam al-Fatihah bukan ayat pertama dari surat al-Fatihah. Yang lainnya, termasuk golongan Hanafiyah berpendapat bahwa basmalah adalah ayat pertama dari surat al-Fatihah.
Begitu kompleksnya khilafiyah (perbedaan pendapat) ulama tentang berbagai persoalan fikih ini. Terkait dengan perbedaan pendapat seperti ini, saya biasanya mengambil sikap dengan mengambil pandangan ulama yang menguntungkan dari sisi kelebihan (pahala) amal.
Dari sini saya lalu berpandangan dan setuju dengan ulama yang menyatakan bahwa basamalah adalah salah satu ayat dari surat al-Fatihah. Kalau sikap ini yang kita ambil, maka dampaknya adalah kita wajib membaca basmalah ketika kita membaca al-Fatihah. Kalimat basmalah memiliki 19 huruf. Jika kita membaca 19 huruf itu maka kita akan mendapatkan 190 pahala. Karena satu huruf diberi pahala 10. Hadis Rasulullah menyatakan: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari huruf Al-Qur’an, maka dia akan memdapatkan satu kebajikan, dan satu kebajikan itu dilipatgandakan oleh Allah dengan 10 pahala.” Rasulullah memberi contoh: “Siapa yang membaca alif lam mim satu kali, maka dia memperoleh 30 pahala.” Wallahu a’lam.
Besok kita akan uraikan tentang hukum membaca basmalah di dalam salat.

sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12